Jumat, 25 November 2011

kajian islami


OBYEK PENDIDIKAN

A.    Qur’an Surah An- Nisa Ayat 170




Artinya :
Wahai manusia sesunggunya telah dating kepada kamu Rasul dengan (membawa) kebenaran dari tuhan kamu maka berimanlah itulah yang baik bagi kamu. Dan jika kamu kafir maka seseungguhnya apa yang dilangit dan dibumi itu adalah milik Allah. Dan adalah Allah maha mengetahui lagi bijaksana.
Kehadiran Rasul yang dinyatakan datang kepada kamu serta pernyataan bahwa yang beliau bawa adalah tuntunan dari tuhan pembimbing dan pemelihara kamu dimaksudkan sebagai ransangan kepada mitra bicara (kamu) agara menerima siapa yang datang itu dan menerima apa yang dibawanya. Karena jika sesuatu datang menemui seseorang dan membawa sesuatu yang bermanfaat kepadanya maka ini menunjukkan perhatian kepada mereka sekaligus menjadi sangat wajar bahkan wajib bagi yang didatangi untuk menyambutnya dengan gebira. 

B.     Qur’an Surah At- Tahrim Ayat 6-7




Artinya :
Hai orang-orang yang beriman pelihara diri kamu dan keluarga kamu dari api yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia dan batu-batu. Diatasnya malaikat yang kasar-kasar, yang keras-keras, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang dia perintahkan kepada mereka dan meraka mengerjakan apa yang diperintahkan.
Ayat diatas memberi tuntunan kepada kaum beriman antara lain dengan meneladani Nabi dan pelihara juga keluarga kamu yakni istri, anak-anak dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari api neraka.
C.    Qur’an Surah Asy- Syu’ara’ Ayat 214-216




Artinya :
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab atas apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas berpesan lagi kepada beliau bawha hindarilah segala hal yang dapat mengundang murka Allah. Dan berlaku lemah lembut dan rendah hati kepada yang bersungguh-sungguh mengikutimu yaitu orang-orang mukmin atau bukan.
Az- Zamakhsyari mempertanyakan mengapa kata mu’minin dikemukakan lagi padahal telah ada sebelumnya kata “yang mengikutimu” dan pertanyaan itu dijawabnya sendiri dengan dua kemungkinan jawaban.
Pertama yang dimaksud dengan orang-orang mukmin adalah yang akan beriman. Ayat ini menurutnya menamai mereka demikian karena mereka sudah hamper beriman, kemungkinan jawaban kedua orang-orang mukmin yang dimaksud adalah  yang beriman dengan lidahnya. Mereka ini ada dua kelompok, ada yang membenarkan Rasul SAW. Dan mengikuti ajaran beliau dan ada juga yang hanya beriman dan membenarkan saja. Kelompok ini adalah yang munafiq. Terhadap keduanya tidak perlu dihadapi dengan kerendahan hati.
D.    Qur’an Surah An- Nuh Ayat 1-4




Artinya :
Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya; “peringatkanlah kaummu sebelum datang kepada mereka siksa yang pedih”. Nuh berkata; hai kaumku, “hai kaumku, sesungguhnya aku untuk kamu adalah pemberi peringatan dan menjelaskan. Sembahlah Allah bertaqwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosa kamu dan menangguhkan kamu sampai kewaktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui.
Ayat diatas dimulai dengan menyatakan ke Rasulan Nabi Nuh AS. Disamping itu pernyataan ini berpungsi pula meluruskan kekeliruan kaum musyrikin mekah yang menolak kerasulan Nabi Muhammad SAW dengan alasan bahwa beliau adalah manusia juga.
Ayat ketiga diatas dinilai oleh thabathaba’I sebagai mengandung tiga prinsip pokok aqidah keagamaan. Perintah menyembah Allah berarti perintah mengesakannya, perintah bertaqwa berartji perintah mempercayai hari kemudian dimana aka ada perhitungan atas amal-amal manusia, sedang perintah untuk taat kepada beliau adalah keyakinan akan kenabian.
Sementara ulama lain memahami ayat diatas sebagai isyarat adanya usaha yang dapat dilakukan menusia untuk menambah harapan hidup (memperpanjang umur). Dalam konteks ini Nabi SAW. Menyebut antara lain : silaturrahim dan sedekah. Menurut mereka setiap manusia mempunyai dua ajal. ajal yang tidak berubah dan itu yang ada pada ilmu Allah, dan ada ajal “yang tergantung”. Yakni jika ada sebab tertentu baik atas usahanya maupun usaha pihak lain maka bisa saja ajal hidup didunia bertambah atau berkurang, namun apa yang ada pada ilmu Allah sedikitpun tidak berubah. Dalam firmannya :



Artinya :
Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi pula umurnya melainkan sudah ditetapkan dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesunggungnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah”
(Qs. Fathir : 11)



gue bangetsszzzz

enjoy what I have